Powered By Blogger

Sunday, June 7, 2015

Pengalaman Unik, Bertemu dengan Seorang Laki - laki Penenun Tenun Ikat Sabu NTT

Melihat seorang perempuan menenun adalah hal yang biasa. Tetapi jika seorang laki - laki menenun dengan lincahnya, bagi saya yang sejak kecil hidup di Timor dan selama 11 tahun bekerja di 3 desa yang punya tradisi menenun, ini sesuatu yang luar biasa.
Mengapa demikian?
Kebanyakan Suku di NTT yang memiliki tradisi menenun sejak zaman dahulu telah memberi batasan yang jelas, yang bertugas untuk menenun adalah perempuan (Ibu & anak perempuan).
Hal Ini dilakukan dalam rangka memenuhi tanggung jawab kaum perempuan untuk menyediakan pakaian untuk anggota keluarganya.
Seorang laki - laki (Bapak & anak laki - laki) dapat membantu menyediakan bahan baku untuk pewarnaan yang dicarinya di hutan / di luar rumah.
Dahulu dianggap tabu, jika laki - laki memegang alat tenun, apalagi sampai menenun. Untuk Suku Timor hal ini masih dipelihara hingga sekarang.
Saya sangat bersyukur karena beberapa hari lalu saya menyaksikan sesuatu yang baru, Seorang bapak menenun. Menurut beliau, setiap hari setelah pulang dari menjajakan ikan keliling beberapa kelurahan dengan sepeda motor, ia akan melanjutkan kerja menenun di rumahnya. Pekerjaan yang ia tekuni bersama isterinya.
Sejak menikah dan memiliki anak, ia belajar menenun dan bereksperimen dalam hal pewarnaan.
Menurut pengamatan saya, hasil karya tenunan bapak ini bagus kualitasnya. Tenunannya padat, pemukaan kain halus dan tidak luntur.

Bagi saya, Bapak ini seorang laki - laki yang luar biasa. Pendidikan formalnya terbatas, tetapi ia memiliki perspektif hidup yang luas.
Refleksi saya : Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha menekuni suatu pekerjaan yang baik dan berguna, bahkan yang baru dan tak mungkin bagi kebanyakan orang sekalipun.
Hargailah Karya Anak Negeri.
Berbanggalah Saat Kita Memakai Karya Anak Bangsa Ini.
— di Kota Kupang.

No comments:

Post a Comment